Hi Pomade Enthusiast di seluruh Indonesia,
pomade yang akan gue review hari ini adalah Nu Nile. Pomade ini adalah salah
satu pomade import yang paling populer di Indonesia. Dari pengguna pomade yang
pemula sampai seller yang baru mau jualan biasanya mereka mulai dengan produk
ini. Nu Nile merupakan varian medium dari produk-produk Murrays. Murrays
sendiri sudah berdiri sejak tahun 1925, menurut gue sebuah perusahaan minuak
rambut bisa mampu bertahan selama itu dan tetep konsisten merupakan sebuah prestasi
yang belum tentu bisa dicapai perusahaan atau brand pomade lainnya.
Pomade ini dikemas dengan kaleng alumunium yang
mempunyai berat bersih sekitar 3oz atau setara 85 gram. Desain pomade ini di
print langsung pada tutup dan sisi kaleng seperti kemasan pomade pabrikan pada
umumnya. Desain pomade ini cukup simpel, dengan warna dasar kuning yang udah
jadi ciri khas dari Nu Nile. Pada bagian tutup terdapat gambar wanita dan pria
berkulit hitam dan bagian tengah tutupnya terdapat tulisan Nu Nile yang cukup
besar. Desain pada sisi kaleng kurang lebih sama seperti di tutupnya cuma
terdapat tambahan informasi cara penggunaan, ingredients dll .
Begitu tutupnya dibuka terlihat isi pomade ini
berwarna putih agak krem dan scent pomade ini mirip banget dengan Murrays
Natural Beeswax yang udah pernah gue
review sebelumnya. Aromanya Nu Nike ini seperti bedak dan ada aroma vanilla,
scentnya sendikit lebih strong dibandingkan scent Murrays Natural Beeswax tapi
tenang aja gak menyengat kok malahan scent Nu Nile adalah scent favorit gue
dari semua varian pomade Murrays.
Saat di scooping bisa kalian di foto teksturnya
lengket dan berminyak sama seperti produk-produk Murrays lainnya yang udah
dikebal dengan teksturnya yang sangat waxy, jika dibandingkan dengan Cock
Grease X tekstur Nu Nile terasa lebih padat.
Foto setelah aplikasi 8 jam |
Walaupun teksturnya lengket tapi pomade ini
cukup gampang diratain di tangan. Pengaplikasian pomade ini gampang banget dari
mulai diaplikasikan ke rambut sampai penyisirannya sama sekali gak ada masalah,
lumayan berbeda dari saudaranya Murrays Superior yang katanya ngejambak banget
saat di sisir. Walaupun pomade ini gampang disisir tapi hold pomade ini di
rambut lurus seperti gue lebih medium-heavy jadi gue puas banget dengan
holdnya. Kontrol yang dihasilkan pomade ini juga memuaskan, gampang banget buat
menata rambut cuma kekurangan yang gue alamin dengan pomade ini adalah daya
tahannya yang agak kurang. Pomade ini memang dapat membuat rambut gue berminyak
untuk berhari-hari tetapi untuk mempertahankan
ketinggian pomp dan kerapatannya agak susah, jadi gue perlu merecomb buat
ngejaga pomp gue tetep rapi dan rapat. Btw foto diatas adalah foto setelah
penggunaan selama 8 jam dan gue recomb lg sampai dirumah, pomade ini emang
gampang banget buat di recomb dan shine pun tetap masih ada setelah penggunaan yang lama tapi kurang bisa untuk mempertahankan holdnya.. Pencucian
pomade ini cukup susah karena pomade-pomade Murrays bukan diciptakan untuk
gampang dicuci.
Kesimpulannya walaupun para pengguna pomade jaman sekarang
udah mulai sedikit-sedikit meninggalkan pomade dengan tekstur selengket ini
karena dengan alasan gerah, bikin jerawatan, susah dicuci dll gue tetep
merekomendasikan pomade ini buat kalian yang baru mau nyoba menggunakan pomade,
karena dengan harga yang terjangkau banget kalian udah bisa dapetin hasil yang
memuaskan secara keseluruhan.